Aim high! Image credit by christopherchan |
Mungkin posting ini agak melenceng dari tema blog. Haha :D biarlah.
But I want to write about this. Hmmm... dunno...
May be because lately I annoyed about something. About 'aim' atau niat.
Setiap orang pasti mempunyai niat kalau mau melakukan sesuatu entah itu niatnya baik atau buruk.Yah sekarang yang mau dibicarakan adalah niatnya itu.
Beberapa teman mengganggu saya dengan hal yang akan saya lakukan, yah halusnya sih menyindir. About something that I get.
Sebenarnya niat saya melakukan 'itu' benar-benar ikhlas, itu adalah salah satu karunia yang diberikan Alloh SWT pada saya. Saya benar-benar bersyukur setelah apa yang terjadi pada saya sepuluh bulan yang lalu. Hal yang sempat membuat saya 'tumbang' dan hampir patah semangat. Berusaha pula melandaskan niat melakukan hal itu karena Alloh SWT walau pun agak susah namun pasti bisa karena semua hal yang diniati karena Alloh SWT, insya Alloh ridho dan rahmat-Nya pasti selalu menyertai kita.
Yah, mari kembali ke topik. Sebenarnya saya juga agak terganggu dengan beberapa perbincangan atau pun tulisan orang. Saya juga memakluminya karena itu adalah pemikiran orang dan saya tak akan memaksakan pemikiran saya yang mungkin dipikir orang yang 'sok suci'. Haha :D tak apalah.
Ada beberapa orang yang saya temui selama ini melandaskan niatnya itu hmmm gimana ya... yah about money. They aim that because if they succesfully do that, can get money or something. Their aim is about to get money. To draw much money. Because if we can get much money, we can get more happiness. Hontou ni? Really? I still thinking about that. Are money can give us happiness?
Saya memang mengakui kalau mau hidup memang butuh uang. Akan tetapi uang bukan segalanya. Sudah saatnya memperbaiki our aim. Kembali pada Sang Pencipta karena Ia lah Dzat dari segalanya. Banyak contoh dari niat yang kurang baik seperti itu tidak membuahkan kebahagiaan. Yah contohnya dari cerita teman saya mengenai perjalanan hidup salah satu dosen yang saya kagumi. Pada awalnya beliau bekerja dengan gaji yang 'wow' di sebuah perusahaan. Namun beliau harus terpisah dari keluarganya, hmmm memang agak sulit membina keluarga dengan hubungan jarak jauh. Akhirnya beliau memutuskan untuk pindah kerja menjadi seorang dosen. Bisa dibayangkan gaji seorang dosen baru sangat jauh dari gaji beliau ketika bekerja di perusahaan namun beliau merasa dengan gaji seperti itu sudah cukup. Karena kebahagiaan bersama keluarganya tak dapat tergantikan. Beliau bisa berkumpul dengan istri dan putra-putranya.
Contoh lain, pasti kenal dengan Mark Zuckerberg. Pendiri Facebook, salah satu social networking terbesar di dunia. Awal tahun kemarin santer berita mengenai penutupan Facebook. Saya tertarik dengan salah satu kata-kata Mark, dia mengatakan dia tidak peduli lagi dengan uang atau pun segalanya. Dia hanya ingin hidupnya kembali. Ini merupakan bukti lain bahwa aim to get money is nothing. Mark tidak mendapat kebahagiaan walau bergelimang harta di usia muda. Banyak pula kasus lain di mana para milyader dunia, mereka mempunyai banyak uang akan tetapi apakah hidup mereka bahagia? Tidak. Hidup mereka hancur, mereka kehilangan keluarga dan orang-orang terdekat. Dan pada akhirnya mereka mati dalam kesendirian.
Jika niat itu dilandasi karena Alloh, pasti semua akan terasa ringan dan pasti bantuan dariNya akan selalu ada.
Rasanya jika kita melakukan sesuatu dengan niat seperti itu terasa sangat nyaman dan enak. So think once again. Where is and to whom our aim?
wUUUahh...
ReplyDeletePostingan beda.
Like it!!!
(>u<)//
hoho... apik...apik...
cm agak janggal pas loncat alinea.
haha... emange plajaran BI opo...
=D
hoho...
mari kita kembalikan niat, biar smua yg kita lakukan engga sia-sia.
Misal pas cr uangpun, smoga pas qt mdapatkannya dapat bguna pula bwt orang lain...
=)
Jangan pernah takut mlangkah d jalan yang benar,
dan tak smua apa yg org katakan bnr,
yang ptg adalah apa yang kita pilih adalah benar,,,
haha... entah kenapa lagi pengen nulis kayak gini akhir2 ini. mungkin karena nonton dorama taiyo dan menyadari keadaan 'society' macam ini ketika mau lulus, byk yg omong kyk gini kyk gitu
ReplyDelete