dbsk. Image credit by Popo1988 |
Mungkin sudah banyak yang tahu mengenai kasus personil Dong Bang Shin Ki (DBSK) atau Tohoshinki (TVXQ). Di mana ketiga personilnya melayangkan tuntutan pada agensinya, SM Entertainment, karena permasalahan kontrak mereka selama 13 tahun serta adanya "slave contract". Ketiga personil yang melayangkan tuntutan adalah Junsu, Jejung dan Yuchun. Mereka bertiga menuntut haknya untuk dihargai di perusahaan dan juga masalah honor mereka. Bukan hanya personil TVXQ tapi hal ini juga terjadi pada KARA.
Kemunculan isu "slave contract" ini menyita perhatian banyak pihak baik yang berada di Korea maupun di dunia. Di sini saya tidak akan membahas permasalahan TVXQ secara mendetail karena akan sangat panjang. Hal yang saya soroti di sini adalah bagaimana agensi-agensi Korea harus belajar dari agensi Jepang. Permasalahan kontrak seperti ini jarang ditemui di Jepang. Di Jepang sendiri malah banyak artis yang tetap bertahan selama bertahun-tahun di agensi yang sama, contohnya SMAP yang tetap bertahan selama 20 tahun.
Agensi Jepang mempunyai bumbu khusus untuk me-manage artisnya. Salah satunya adalah kontrak yang adil dan rasional sehingga akan terjalin hubungan antara perusahaan dan si artis. Seorang perwakilan dari sebuah perusahaan majalah yang mempunyai afiliasi dengan lima perusahaan besar entertainment di sana mengatakan bahwa kontrak tiap artis di Jepang hanya berlaku selama satu sampai dua tahun. Tidak ditemukan kontrak hingga bertahun-tahun, sistem di sana adalah sistem kontrak tahunan.
Selain itu untuk mempererat hubungan dengan si artis, agensi menerapkan sistem based off personal insentives. Jadi si artis baik yang solo ataupun dalam grup apabila mereka memperoleh popularitas dan memperoleh solid profit selama masa kontrak maka perusahaan akan menaikkan gaji mereka di tahun berikutnya. Sehingga para artis akan bersemangat untuk bekerja. Metode lain yang digunakan adalah monthly pay schedule, di mana sistem ini digunakan kalau si artis itu kurang populer dengan memberikan gaji yang cukup untuk kebutuhan hidup mereka. Kedua metode ini digunakan untuk memperkuat hubungan perusahaan dan artis.
Satu ciri khas dari agensi entertainment Jepang adalah human relationship antara perusahaan dengan artisnya. Agensi menganggap celebrity bukan sebagai items atupun produk melainkan me-manage mereka dengan equal understanding dan membangun hubungan sebagai human being.
Namun bukan berarti kasus artis meninggalkan perusahaan tidak ada di sana. Ada beberapa kasus di mana artis meninggalkan perusahaan akan tetapi alasan mereka meninggalkan perusahaan bukan karena perbedaan opini antara perusahaan dan artis, akan tetapi karena si artis tersebut merasa dirinya tidak mencapai popularitas yang diinginkan di bawah manajemen perusahaan. Ada juga banyak kasus di mana untuk mendapatkan ketenaran yang lebih mereka meninggalkan perusahaan, seperti mantan aktor Masahiro Motoki (pemenang Academy Award 2009 untuk Okuribito).
Untuk kasus JYJ, ini adalah pertama kalinya sebuah grup diblokir dari program public music oleh kekuatan ex-company mereka karena melarikan diri dari perusahaan. Sampai saat ini pun JYJ belum dapat tampil di acara TV nasional Korea dan bahkan tak dapat mempromosikan single mereka secara langsung. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran banyak pihak di seluruh dunia untuk dapat mengembangkan relationship yang lebih baik dengan para artisnya.
Namun bukan berarti kasus artis meninggalkan perusahaan tidak ada di sana. Ada beberapa kasus di mana artis meninggalkan perusahaan akan tetapi alasan mereka meninggalkan perusahaan bukan karena perbedaan opini antara perusahaan dan artis, akan tetapi karena si artis tersebut merasa dirinya tidak mencapai popularitas yang diinginkan di bawah manajemen perusahaan. Ada juga banyak kasus di mana untuk mendapatkan ketenaran yang lebih mereka meninggalkan perusahaan, seperti mantan aktor Masahiro Motoki (pemenang Academy Award 2009 untuk Okuribito).
Untuk kasus JYJ, ini adalah pertama kalinya sebuah grup diblokir dari program public music oleh kekuatan ex-company mereka karena melarikan diri dari perusahaan. Sampai saat ini pun JYJ belum dapat tampil di acara TV nasional Korea dan bahkan tak dapat mempromosikan single mereka secara langsung. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran banyak pihak di seluruh dunia untuk dapat mengembangkan relationship yang lebih baik dengan para artisnya.
Trio yang keluar dari TVXQ membentuk formasi baru dengan nama JYJ. (JYJ. Image credit by raindasy) |
Tohoshinki yang tinggal berdua saja. (20110113 tvxq holds a revealing press conference. Image credit by asiaworld2011) |
No comments:
Post a Comment