Taiyo to Umi no Kyoshitsu. Image credit by aresckds |
Society atau kehidupan sosial. Tanpa didefinisikan pun saya yakin semua sudah mengetahuinya. Tulisan ini berawal dari sebuah dorama yang berjudul Taiyo to Umi no Kyoshitsu (Homeroom on the Beachside), setelah melihat dorama ini saya menyadari banyak hal di sini. Banyak pelajaran yang bisa diambil terutama bagi siapa saja yang akan memasuki dunia sosial. Sebuah pertanyaan dari Sakurai-sensei yang menarik perhatian saya adalah ketika dia bertanya pada kelas 3-1, "Kalian mau jadi orang dewasa seperti apa?" Satu per satu siswa menjawab dengan keraguan sekaligus memberikan pernyataan mengenai kejelekan orang dewasa. Yang suka uang lah, yang selalu berbohong lah, yang suka dengan penderitaan orang lain lah, yang selalu menggunjing lah, gak punya kebebasan lah, yang selalu khawatir kalau tidak diterima di kelompok lah karena penampilan, dan orang dewasa itu membosankan. Sadar atau tidak jawaban para siswa ini ada benarnya. "Society is wrong", jawab Sakurai-sensei. Namun pada akhirnya mungkin kita akan jadi seperti itu. Lalu seorang siswa berkata, "Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?" Dengan tersenyum, Sakurai-sensei menjawab dalam setiap perjalanan hidup mungkin kita akan dihadang oleh tembok besar, tetapi sebenarnya tembok itu bukanlah tembok. Itu adalah cermin, cermin yang menggambarkan diri kita. Karena musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Untuk itu dalam cermin itu perlu kita tanyakan pada diri sendiri, "Kita ini apa? Tanpa apapun, tanpa kemampuan, tanpa uang, tanpa segalanya."
Kembali pada diri kita sendiri. Kita ini mau jadi orang dewasa seperti apa? Apakah jawaban dari para siswa itu ada pada diri kita? Ataukah ada yang lain? Sudah saatnya bercermin kembali, dan memikirkannya. Saya rasa kita dapat menjadi orang dewasa yang lebih baik kalau kita mendasarkan diri kita pada hal dengan niat yang baik. Society mungkin seperti yang disebutkan para siswa itu, bagaimana kita menyikapinya dan bertindak sesuai prinsip kita itu yang perlu digarisbawahi. Tanpa memakai persona dan menunjukkan diri kita yang sebenarnya pada society. Serta selalu melihat ke cermin.
Sekaligus kembali juga kepada Maha Pencipta. Hal yang bersifat materi bukanlah yang akan Dia ukur. Bakat, kecantikan, harta, anak, pangkat dan lain-lain. Semua yang kita miliki ini bukanlah apa-apa kalau Dia mengambilnya. So think once again? Mari memperbaiki diri agar kelak menjadi orang dewasa yang pantas menjadi contoh bagi generasi berikutnya bahkan anak-anak kita. Semoga kita akan menjadi orang dewasa yang lebih baik dan mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi lingkungan sekitar. Aamiin.
No comments:
Post a Comment