^^Welcome to this Blog^^
Hope You can Enjoy it...
Thanks...

Friday, January 21, 2011

Let's Read: 1 Liter of Tears

Aya Kito's Diary Pictures, Images and Photos
Aya Kito's Diary. Image credit by michelle_equiz
"Ibu... aku sudah tidak bisa berjalan lagi. Meski aku berusaha berpegangan, tapi tetap saja aku tak mampu berdiri."

Sepenggal kalimat di atas merupakan tulisan dari diary Aya Kito, gadis ini terus berusaha melawan penyakit yang tak dapat disembuhkan. Akhirnya buku yang berisi diary Aya Kito ini telah diterbitkan di Indonesia. Dan saya pun senang sekali karena bisa membaca buku ini. Banyak pesan kehidupan yang disampaikan oleh Aya Kito dalam buku ini. Kelihatan sederhana karena memang ini hanyalah buku diary yang ditulisnya selama dia masih hidup. Bahkan dia tetap menulis sampai tangannya tidak bisa lagi menulis. Hanya melalui buku diary-nya dia ingin menyampaikan perasaannya.
Mungkin banyak yang sudah tahu mengenai kisah perjuangan Aya Kito melawan penyakit yang bernama Spinocerebellar Ataxia. Apalagi kisah ini telah diangkat ke layar televisi bahkan di Indonesia sudah ditayangkan pula. Namun adakah yang berpikir mau membaca buku diary sang pemilik yang sebenarnya? Tidak ada salahnya membaca bukunya, dari bukunya ini Aya mengungkapkan semua penderitaan, perjuangan, dan semangatnya.

"Konon penyakit ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Tapi mengapa penyakit ini memilihku? Adakah harapan takdirku bisa diperbaiki?"

Saat Aya Kito berumur 15 tahun, Aya harus dihadapkan kenyataan bahwa dirinya harus menghadapi penyakit yang belum ada obatnya sampai saat ini. Perlahan namun pasti tubuhnya akan mengalami kemunduran di mana semua tubuhnya tak akan dapat digerakkan lagi. Aya juga akan kehilangan seluruh kemampuan sistem motoriknya. Akan tetapi ibu dan keluarganya selalu mendukungnya, terutama ibunya yang selalu mengwasi perkembangan penyakitnya. 

Karena keadaan tubuhnya ini Aya harus dibantu teman-temannya untuk dapat mengikuti pelajaran di kelas. Aya merasa bahwa dirinya selalu merepotkan teman-temannya. Aya tahu bahwa semua temannya merasa dia merepotkan akan tetapi mereka tak mampu menyampaikannya. Keadaan tubuhnya semakin lama memburuk. Mau tidak mau Aya harus masuk SLB karena sekolahnya sudah tidak mau direpotkan oleh Aya lagi. Apalagi orang tua teman-temannya mengajukan pernyataan untuk menyuruh sekolah memindahkan Aya. Aya begitu sedih karena ia akan kehilangan teman-temannya. Perkataan ibunya untuk pindah sekolah diterimanya. Namun apa alasan sebenarnya di balik itu yang membuat Aya mau pindah? Itu karena perkataan guru yang dihormatinya dan teman baiknya yang mengatakan dia menyusahkan semua orang di sekolah. Tragis... ya... Itulah kenyataan yang harus dihadapinya. 

Rutinitas keluar masuk rumah sakit juga harus dijalani Aya karena perkembangan penyakitnya semakin cepat. Sementara itu Aya juga harus menghadapi dunia yang bernama "Sosial". Orang-orang di sekitarnya tidak memahami penderitaannya dan selalu melontarkan kata-kata yang membuat hatinya sakit. Terkadang tangisan tak dapat dihindarkan ketika mengingat keadaan tubuhnya. Ibunya selalu memintanya menguatkan diri agar dia cepat sembuh. 

"Aku bersumpah tak akan menyerah. Aku harus berjuang melawan penyakitku! Meski musim terus berganti, manusia harus tetap hidup."

Di saat-saat itu Aya selalu mendapat dukungan dari keluarganya. Adik-adiknya yang memahami penyakitnya membantunya untuk meringankan bebannya. Bahkan adiknya yang masih kecil selalu memberinya semangat dengan memperlihatkan hasil gambarnya. Tetapi semakin lama dia menyadari dia tidak dapat melakukan apapun dan tak berguna bagi siapapun. Tiap kali melihat hal ini tetesan air matanya tak tertahankan. 

Ketika tidak ada lagi rumah sakit yang mau menerimanya karena keadaan tubuhnya yang sudah tak dapat melakukan apapun dan harus dirawat di rumah. Hingga saat terakhir Aya tak mau menyerah, dia selalu berusaha melatih tubuhnya untuk bergerak dan terus menulis. Namun perjuangan Aya harus terhenti pada 23 Mei 1988, pukul 00.55.

Aya Kito Pictures, Images and Photos
Aya Kito. Image credit by ChobiMM3
Salah satu komentar mengenai buku ini yang menarik perhatian saya adalah komentar dari Ishihara Kentaro. Beliau menyampaikan sesuatu, "Bagi orang yang merasa hidupnya menderita, saya sarankan untuk membaca buku ini." Ya, saya juga merasa demikian. Di dunia ini ada begitu banyak orang yang menganggap hidupnya paling menderita. Padahal sebenarnya masih ada orang yang jauh menderita daripada dirinya. Setidaknya ucapkanlah syukur pada Sang Pencipta bahwa anda masih beruntung dibanding yang lain.

Sebuah kalimat yang ditulis Aya yang benar-benar menyentuh hati saya adalah "Tiap manusia memiliki penderitaan yang tak terucapkan. Kadang aku menangis mengingat masa laluku saat masih sehat. Ada kalanya kenyataan terasa sangat kejam." Memang banyak orang yang merasakan penderitaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata ataupun ucapan. Akan tetapi jangan sampai hal seperti ini membuat diri kita menjadi orang yang tidak mau tahu keadaan orang. Coba sedikit memahami apa yang mereka rasakan dan setidaknya tidak usah memberikan perkataan yang sekiranya dapat melukai orang yang sedang dalam kesulitan. Dari buku ini kita akan mendapatkan semangat dan cara berpikir lebih luas akan kehidupan. Terus berjuang dan semangat!!!

! litre of tears Pictures, Images and Photos
! litre of tears. Image credit by euryaleg

3 comments:

  1. pengen beli bukunya, di toko buku masih ada ga ya setoknya? coz penasaran, nnton dramanya dah berkali-kali masih za tetap terharu n nyentuh banget. kitou Aya bener2 inspiratif banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf banget baru reply, hmm bulan oktober kemarin mampir ke gr*medi* masih ada kok malah lagi diskon.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...