^^Welcome to this Blog^^
Hope You can Enjoy it...
Thanks...

Friday, April 1, 2011

Gou-Himetachi no Sengoku

Gou Pictures, Images and Photos
Gou. Image credit by chrysopraseonyx
Gou-Himetachi no Sengoku merupakan Taiga-drama yang disiarkan stasiun televisi NHK. Taiga drama ini merupakan yang ke-50. Kisah Gou ini ada pada zaman Sengoku (perang sipil di Jepang). Gou merupakan putri ketiga dari daimyo Azai Nagamasa, penguasa daerah Omi, dan ibunya adalah O-ichi atau Ichi yang merupakan adik dari Oda Nobunaga. Gou mempunyai dua orang kakak perempuan, Cha-cha (Yodo) dan Hatsu. Gou mempunyai peran penting dalam sejarah Jepang di mana Gou merupakan istri dari shogun Tokugawa kedua, Tokugawa Hidetada, serta putranya (Iemitsu) menjadi shogun ketiga dan salah satu putrinya (Masako) menjadi istri dari kaisar Go-Mizuno. Lalu cucu perempuan dari Gou dari Masako menjadi kaisar berikutnya. Gou juga merupakan salah satu pelopor kedamaian yang ada pada masa itu.

Drama ini mengisahkan perjalanan hidup Gou, sampai saat ini drama ini masih disiarkan di Jepang. Total episode-nya 47, di antaranya sebelas episode sudah disiarkan. Kisah taiga-drama ini cukup menarik, mengulas sejarah masa Sengoku pada masa kejayaan Oda Nobunaga serta pengkhianatan dan pengorbanan pada masa itu. Kilas balik perjalanan Gou dimulai dari pernikahan ibunya dengan ayahnya di mana tujuan pernikahan ini awalnya karena permasalahan politik di mana Nobunaga menginginkan adiknya menjadi jalan menuju ke Kyo (Kyoto) serta memata-matai klan Azai. Walaupun akhirnya Ichi berkhianat dan lebih memilih suaminya, Nagamasa. Pada saat itu Nagamasa diajak oleh sekutunya, klan Asakura, untuk menyerang Nobunaga. Nagamasa ragu karena Nobunaga adalah kakak istrinya namun akhirnya Nagamasa ikut serta dalam penyerangan ke wilayah Nobunaga. Ichi yang juga ragu apakah dia akan setia pada suami atau kakaknya, namun keputusannya akhirnya jatuh untuk membela Nagamasa. Tetapi akhirnya sekutu Asakura-Azai kalah perang dan mundur. Kastil Odani milik klan Azai dikepung oleh pasukan klan Oda yang dipimpin oleh Hashiba Hideyoshi. Selama pengepungan yang berlangsung selama satu tahun, Ichi hamil dan yang dikandung saat itu adalah Gou. Ichi memutuskan menggugurkannya namun dihalangi Cha-cha, akhirnya Ichi memutuskan untuk melahirkannya. Gou lahir di saat pengepungan Hideyoshi dan ayahnya, Nagamasa, memutuskan untuk seppuku dan mengirimkan istri serta ketiga putrinya kembali ke klan Oda. Sebelum itu Nagamasa meminta Ichi menjaga ketiga putrinya dan membesarkan Gou dengan baik karena kelak anak ini akan menjadi 'kibou' (harapan). Ichi dengan berat hati meninggalkan suaminya. Dari kejauhan Ichi beserta putrinya menangis melihat runtuhnya kastil Odani.

Kembalinya Ichi ke klan Oda disambut oleh Nobunaga serta Hideyoshi. Ichi berkata bahwa sebenarnya dia ingin mati bersama Nagamasa namun Nagamasa memintanya untuk hidup dan menjaga anak-anaknya. Nobunaga menjawab, "Kalau begitu hargailah hidupmu." Mendengar ini Ichi serta Cha-cha dan Hatsu menangis namun sebaliknya Gou yang masih bayi tersenyum. Gou pun tumbuh menjadi gadis lincah dan pemberani. Bersama ibu dan kakak-kakaknya, Gou tinggal bersama pamannya Nobukane di istana Ise-Ueno. Suatu hari ada sebuah undangan dari Nobunaga untuk merayakan pembangunan kastil di Azuchi. Gou begitu senang namun ibu dan kakak-kakaknya tidak begitu senang. Gou memang sangat mengagumi pamannya, Nobunaga. Nobunaga juga adalah orang yang menjadi panutan Gou walaupun dia tahu ayahnya mati karena penyerangan Nobunaga. Gou pun kelak akan membawa prinsip Nobunaga sebagai penutan hidupnya, "Hiduplah seperti apa yang kau percayai." Kedua kakaknya tidak senang melihat hal ini tetapi Gou tetap menyayangi pamannya. Gou diajak oleh Nobunaga ke sebuah pulau di mana ada sebuah kuil yang sering dikunjunginya, dulunya ayah Gou juga sering mengunjungi kuil ini. Dari sini Gou melihat bahwa pamannya sama sekali tidak menakutkan seperti perkataan kakak-kakaknya. Gou semakin mengidolakan pamannya namun ketika dia tahu apa alasan sebenarnya di balik perlakuan keras pamannya terhadap Akechi Mitsuhide, salah satu penglima Nobunaga, serta setelah mengetahui tujuan pamannya menyatukan Jepang di bawah prinsip "Tenka Fubu". Namun Akechi yang mendapat perlakuan keras dari Nobunaga tidak memahami maksud Nobunaga yang sebenarnya. Akhirnya Akechi menyerang Nobunaga dan memberontak. Pada saat itu Gou ingin bertemu Nobunaga untuk meminta maaf atas kesalahpahaman dirinya pada sikap Nobunaga yang bertindak otoriter. Sebelum sempat meminta maaf Nobunaga telah mati dan Gou sangat menyesal. Gou melihat bayang-bayang Nobunaga yang mengatakan, "Kau harus tetap hidup apapun yang terjadi." Kata-kata Nobunaga ini menyadarkan Gou bahwa pamannya benar-benar tiada dan dirinya harus tetap maju.

Gou Pictures, Images and Photos
Gou yang menyadari dirinya harus tetap maju setelah kematian Nobunaga. (Gou. Image credit by thao33)
Kematian Nobunaga menjadi masalah perpecahan di klan Oda, karena pewaris klan yaitu Nobutada ikut mati dalam penyerangan oleh Akechi Mitsuhide. Perbedaan pendapat terjadi dalam klan Oda. Katsuei, panglima terkuat Nobunaga, memihak Nobutaka. Sedangkan Hideyoshi menganggap bahwa tampuk kepemimpinan klan Oda ada pada Sanboshi, putra Nobutada yang baru berumur tiga tahun. Karena Hideyoshi berjasa atas penaklukan pemberontakan Akechi, dia mendapat sambutan baik dari semua sekutu Oda. Hal ini dikhawatirkan Ichi serta Nobutake kalau Hideyoshi sebenarnya berniat mengambil kekuasaan. Untuk mencegah itu akhirnya Ichi menikah dengan Katsuei. Diharapkan dengan ini maka Hideyoshi mundur, akan tetapi Hideyoshi menyiapkan rencana penyerangan ke wilayah Echizen dan membuat pemakaman besar-besaran untuk Oda Nobunaga tanpa mengundang Katsuei dan Ichi. Katsuei bertambah murka karena Hideyoshi juga merebut kastil miliknya. Katsuei berniat menyerang Hideyoshi namun dihalangi oleh ketiga putrinya. Ketiga putrinya itu tidak mau hal yang sama terjadi pada ayah mereka terutama Gou yang baru mendapatkan ayah karena selama ini dia dibesarkan tanpa ayah. Katsuei akhirnya membatalkan rencana itu, Ichi sadar bahwa Katsuei ingin memulai peperangan dan mengalami keraguan karena dihalangi ketiga putrinya. Ichi akhirnya meminta putrinya untuk memahami perasaan Katsuei yang seorang Bunshin (prajurit). Seorang prajurit tidak akan mundur dari peperangan yang sudah dipancing untuk dirinya. Cha-cha, Hatsu dan Gou kemudian mengerti perasaan ayah tirinya dan membuatkan jimat.

Peperangan antara Katsuei dan Hideyoshi memang sengit namun hasilnya selalu imbang. Hideyoshi menggunakan taktik licik lagi untuk memenangkan peperangan. Tokugawa Ieyasu yang merupakan sekutu klan Oda sudah mengetahui bahwa kemenangan pasti berada di sisi Hideyoshi walaupun Ieyasu sendiri tidak ikut campur dalam peperangan. Ieyasu lebih memilih jalan diam-diam dan berhati-hati dalam bertindak menghadapi perang saudara di klan Oda. Hideyoshi berhasil memukul mundur pasukan Katsuei. Katsuei mengaku kalah dan dia meminta Hideyoshi menyelamatkan Ichi serta ketiga putrinya. Ichi sama sekali tidak ingin meninggalkan Katsuei. Dia tidak ingin mengulangi kesalahannya yang meninggalkan Nagamasa. Ichi berniat mati bersama katsuei. Sebelum itu dia memberikan tiga jimat dan pesan pada ketiga putrinya. Cha-cha diberikan pedang kecil peninggalan Nagamasa karena Cha-cha memang mirip ayahnya. Hatsu diberikan pengikat rambutnya dengan harapan dia dapat mengikat tali persaudaraan antara kakak dan adiknya dan mendamaikan mereka bila terjadi seuatu. Gou diberikan ukiran "Tenka Fubu" milik Nobunaga serta aroma Todaiji peninggalan Nobunaga, Ichi berharap Gou benar-benar menjadi Kibou di masa depan dan menyuruhnya untuk menjaga prinsip klan Oda warisan Nobunaga. Ketiganya menangis keras ketika dibawa keluar dari kastil sementara ibunya tetap tinggal di sana. Ketiganya berpelukan dan menangis melihat kastil klan Shibata runtuh. 

Setelah kejadian ini ketiganya diboyong Hideyoshi ke Azuchi. Sebenarnya Hideyoshi berharap Ichi juga selamat dan menjadikannya istri. Namun Ichi lebih memilih mati bersama Katsuei. Akhirnya Hideyoshi memutuskan untuk menikahi putri sulung Ichi yaitu Cha-cha. Gou mati-matian melindungi kakaknya dari hal itu namun gagal. Kakaknya menjadi istri Hideyoshi. 

Apa yang terjadi pada Gou selama ia bersama Hideyoshi?
Bagaiman pemikiran Gou berikutnya?
Apakah kelak Gou mampu membangun 'Tenka Fubu' seperti harapan Nobunaga, sebuah kerajaan yang damai?
Apa yang akan terjadi pada Gou dan Cha-cha ketika Gou telah menikah dengan Hidetada?
Bagaimana cara Hatsu tetap mengikat tali persaudaraan mereka?
Semua jawaban ini ada pada drama ini.

Gou Pictures, Images and Photos
Gou sering berkuda setelah tinggal di Azuchi. (Gou. Image credit by thao33)
Dalam sejarah masa Sengoku, Gou memberikan kontribusi menjadikan akhir masa Sengoku yang penuh damai. Beberapa catatan dari wikipedia menyatakan bahwa kelak Gou akan bermusuhan dengan kakak pertamanya, Cha-cha atau Yodo, karena masalah pemahaman dan kekuasaan. Saat itu klan Toyotomi milik Hideyoshi berada di ambang kehancuran karena kematian Hideyoshi. Cha-cha bersama putranya Hideyori pindah ke istana Osaka dan menyusun rencana penyatuan klan Toyotomi. Ieyasu yang saat itu menjadi shogun dan berusaha menyatukan Jepang menganggap Hideyori sebagai penghalang dan akhirnya melakukan penyerangan ke Osaka. Hatsu saat itu menjadi istri Kyougoku Takatsugu, yang memihak Tokugawa setelah kematian Hideyoshi, berusaha mendamaikan kakak dan adiknya. Usahanya gagal karena Hideyori kalah dan dia melakukan seppuku bersama ibunya, Cha-cha. Hatsu berhsil menyelamatkan putri Hideyori dengan menjadikannya biarawati.

Gou diperankan oleh Ueno Juri yang kita kenal perannya sebagai Nodame di Nodame Cantabile. Sedangkan Hidetada diperankan oleh Mukai Osamu. Hmm tidak sabar melihat keduanya berperan sebagai suami istri. Cha-cha diperankan oelh Miyazawa Rie sedangkan Hatsu oleh Mizukawa Asami. Banyak yang mengkritik akting Ueno dalam drama ini karena perannya sebagai Gou tidak kelihatan namun lebih kelihaan seperti Nodame. Memang di drama ini saya lihat Ueno bertingkah seperti Nodame namun itu saya rasa karena Gou dala drama ini masih remaja pada saat masih berada di klan Oda, Gou berumur di bawah sepuluh tahun. Namun saya harap akting Ueno bisa menggambarkan Gou yang lebih dewasa karena Gou yang digambarkan sudah lebih matang setelah mengalami banyak kehilangan orang yang disayanginya. Salah satu hal yang saya sukai dari drama ini adalah pembahasan mengenai tempat sejarahnya serta peninggalan sejarahnya disertai guide untuk menuju tempat itu. Menarik, ini adalah salah satu cara mempromosikan tempat peninggalan sejarah dan untuk diingat. Andaikan sinema kolosal atau histori di Indonesia dibuat seperti ini benar-benar berdasarkan sejarah dan memperkenalkan tempat dan peninggalannya pasti banyak yang akan lebih mengenal sejarah di Indonesia. Bukan cuma membuat khayalan yang tidak logis dan hanya mementingkan rating saja.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...